Jawaban UTS Soal Nomor 1 Dan 2
1. Tujuan mempelajari Sejarah Ekonomi Dunia Melayu (SEDM) adalah
membekalkan mahasiswa dengan pengetahuan dasar tentang bagaimana ruang lingkup
SEDM, Bangsa Melayu, perdagangan rempah, sutra, selat kecil menjadi rebutan
bernama Selat Melaka dan kejayaan dagang kerajaan maritim Kepulauan Nusantara.
Apalagi SEDM adalah menjadi mata kuliah distingsi STIE Syariah Bengkalis
yangkini berubahmenjadi Institut.
Soal: Bagaimana pandangan dan analisis anda terkait dengan SEDM dalam
kaitannya dengan eksistensi orang Melayu dalam mewarisi kebesaran, keberhasilan
dan pola pandangan atas strategisnya kawasan ini dalam implementasinya dengan
masa kini, jelaskan?
andangan dan Analisis Terkait dengan Sejarah Ekonomi Dunia Melayu (SEDM)
dalam Kaitan dengan Eksistensi Orang Melayu dan Relevansinya di Masa Kini
Sejarah Ekonomi Dunia Melayu (SEDM) memegang peranan penting dalam
menggambarkan perjalanan bangsa Melayu dalam membangun dan mempertahankan
kejayaan ekonomi mereka melalui sektor perdagangan. Dalam konteks ini, SEDM
tidak hanya mencakup aspek perdagangan rempah, sutra, atau selat kecil yang
menjadi rebutan, tetapi juga memuat tentang peran strategis kawasan seperti
Selat Melaka yang menghubungkan berbagai bangsa di dunia, serta kontribusi
kerajaan maritim di Kepulauan Nusantara dalam meraih kejayaan dagang. Berikut
adalah analisis saya tentang relevansi SEDM terhadap eksistensi orang Melayu
dan implementasinya di masa kini:
1. Eksistensi Orang Melayu dalam
Mewarisi Kebesaran dan Keberhasilan
Orang Melayu pada masa lalu dikenal sebagai pelaut ulung dan pedagang
yang cerdik. Kerajaan maritim seperti Melaka, Srivijaya, dan Majapahit, yang
berbasis di Kepulauan Nusantara, tidak hanya menguasai perdagangan rempah,
tetapi juga menjadi pusat pertukaran budaya, pengetahuan, dan perdagangan
internasional. Selat Melaka, sebagai jalur perdagangan strategis, memainkan
peran kunci dalam keberhasilan ekonomi Melayu, karena menjadi penghubung antara
Asia Timur dan Barat, serta antara India dan Cina. Hal ini membentuk identitas
bangsa Melayu sebagai bangsa maritim yang memiliki hubungan erat dengan dunia
luar.
Seiring waktu, warisan kebesaran tersebut terlihat dalam nilai-nilai
yang diturunkan, seperti pentingnya perdamaian, keterbukaan dalam berdagang,
serta keramahtamahan terhadap pedagang dari berbagai belahan dunia. Tradisi ini
masih relevan dalam kehidupan masyarakat Melayu saat ini, meskipun tantangan
yang dihadapi kini berbeda, seperti globalisasi dan modernisasi.
2. Pola Pandangan dan Strategi di
Masa Kini
Dalam menghadapi dinamika globalisasi saat ini, bangsa Melayu dapat
memanfaatkan sejarah ekonomi mereka sebagai landasan untuk kembali memperkuat
posisi ekonomi mereka dalam percaturan internasional. Pemahaman tentang posisi
strategis kawasan ini, terutama Selat Melaka, tetap penting sebagai jalur
perdagangan global. Dalam konteks ini, Indonesia, Malaysia, dan Singapura,
sebagai negara yang berbagi wilayah tersebut, memiliki potensi untuk
meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan regional, serta mengelola
kawasan ini dengan bijaksana agar tetap menjadi jalur vital bagi perdagangan
dunia.
Selain itu, pola pandangan orang Melayu yang dulunya sangat tergantung
pada sektor maritim dan perdagangan juga bisa dijadikan dasar untuk
mengembangkan sektor ekonomi baru, seperti pariwisata, teknologi, dan industri
kreatif. Peningkatan kualitas pendidikan dan riset di sektor-sektor ini akan
memperkuat daya saing bangsa Melayu di tingkat global.
3. Implementasi SEDM di Masa Kini
Mempelajari SEDM di masa kini tidak hanya berfokus pada aspek sejarah,
tetapi juga pada bagaimana mewarisi kebesaran ekonomi Melayu dalam konteks
modern. Dalam implementasinya, hal ini dapat diwujudkan melalui:
- Pendidikan
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Generasi muda bangsa Melayu perlu didorong
untuk belajar dari sejarah kejayaan ekonomi Melayu, sambil mengembangkan
keterampilan dalam teknologi dan inovasi, agar dapat bersaing di dunia
global. Ini termasuk mengedepankan pendidikan tentang ekonomi maritim dan
perdagangan internasional sebagai bagian dari kurikulum pendidikan tinggi.
- Kerja
Sama Ekonomi Regional: Negara-negara yang berada di sekitar Selat
Melaka dapat memperkuat kerja sama dalam bidang perdagangan dan
transportasi untuk memanfaatkan lokasi geografis mereka secara lebih optimal.
Dengan mengembangkan infrastruktur yang lebih baik, kawasan ini dapat
terus menjadi jalur perdagangan yang penting di dunia.
- Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan Budaya: Sumber daya alam yang melimpah di kawasan
Melayu, seperti hasil laut, rempah-rempah, dan kekayaan budaya, dapat
menjadi potensi ekonomi yang lebih besar. Melalui promosi produk lokal dan
pariwisata berbasis budaya, ekonomi bangsa Melayu dapat berkembang pesat.
4. Tantangan dan Peluang
Tentu saja, dalam implementasinya, terdapat berbagai tantangan yang
harus dihadapi oleh bangsa Melayu di masa kini, seperti persaingan global,
perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi. Namun, jika dikelola dengan baik,
potensi strategis kawasan ini tetap bisa menjadi pendorong utama bagi kemajuan
ekonomi, terutama melalui pemanfaatan teknologi dan kerja sama internasional.
Untuk itu, penting bagi bangsa Melayu untuk memiliki visi yang jelas tentang
masa depan mereka dan memanfaatkan kekayaan sejarah serta warisan budaya mereka
dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
2. Masing-masing Anda sudah membahas terkait dengan bahasan kelompok dengan
tema sudah ditentukan. Dan hingga pertemuan ke 8 sudah dibahas dalamdiskusi.
Soal: Coba anda rangkumkan dengan mengunakan Bahasa anda sendiri dalam bahasan
tersebut?
Dalam sejarah kolonialisme di Indonesia, terdapat beberapa traktat yang
menjadi titik balik bagi pengaturan kekuasaan antara negara kolonial dengan
kerajaan-kerajaan di Nusantara, khususnya yang melibatkan Kerajaan Siak dan
wilayah Sumatera. Traktat-traktat ini memiliki dampak besar terhadap politik,
ekonomi, dan keberlangsungan kerajaan-kerajaan Melayu di kawasan tersebut.
Berikut adalah rangkuman dari Traktat London, Traktat Siak,
dan Traktat Sumatera.
1. Traktat London (1824)
Traktat London yang ditandatangani pada 17 Maret 1824 antara
Inggris dan Belanda memiliki tujuan utama untuk menyelesaikan persaingan
kolonial antara kedua negara di wilayah Asia Tenggara. Traktat ini menghasilkan
pembagian wilayah kekuasaan, yang mana Belanda memperoleh hak atas wilayah
Hindia Belanda (sekarang Indonesia), sementara Inggris menguasai wilayah
Malaya, Singapura, dan beberapa wilayah di sekitarnya.
Isi Penting Traktat London:
- Pembagian
Wilayah:
Traktat ini membagi wilayah antara Inggris dan Belanda, dengan Inggris
mendapatkan wilayah yang sekarang menjadi Malaysia dan Singapura,
sementara Belanda memperoleh kontrol penuh atas Hindia Belanda, termasuk
Sumatera.
- Pemisahan
Pengaruh: Sebagai bagian dari kesepakatan ini,
pengaruh politik dan ekonomi kedua negara di Asia Tenggara menjadi
terpisah secara tegas, meskipun interaksi perdagangan tetap berlangsung.
Dampak Traktat London:
- Menguatkan
posisi Belanda sebagai kekuatan kolonial di Indonesia dan mengurangi
pengaruh Inggris di wilayah tersebut.
- Memperkuat
kontrol Belanda atas kerajaan-kerajaan Melayu, termasuk Kerajaan Siak,
yang kemudian menjadi bagian dari Hindia Belanda.
2. Traktat Siak (1858)
Traktat Siak yang ditandatangani pada 1858 antara
Belanda dan Kerajaan Siak di Sumatera adalah contoh konkret dari upaya Belanda
untuk memperkuat kekuasaannya di wilayah pesisir Timur Sumatera, yang sangat
strategis dalam perdagangan rempah dan hasil bumi. Traktat ini membuat Siak
yang sebelumnya merdeka menjadi bagian dari kekuasaan Belanda.
Isi Penting Traktat Siak:
- Penyerahan
Kekuasaan: Sultan Siak, yang sebelumnya memiliki
kemerdekaan dalam pemerintahan, kini harus menerima kekuasaan Belanda yang
lebih dominan. Meskipun secara nominal masih memiliki kedudukan sebagai
penguasa lokal, Sultan Siak tidak lagi memiliki kebebasan penuh dalam
membuat keputusan politik.
- Kontrol
Belanda atas Perdagangan: Belanda mendapatkan hak penuh untuk
mengontrol perdagangan di wilayah Siak, yang kaya akan hasil bumi dan
rempah.
Dampak Traktat Siak:
- Mengurangi
kemerdekaan Kerajaan Siak dan menjadikannya sebagai bagian dari sistem
kolonial Belanda.
- Memperkuat
dominasi Belanda dalam kontrol ekonomi dan politik wilayah Sumatera.
3. Traktat Sumatera (1871)
Traktat Sumatera, yang ditandatangani pada 1871, merupakan
kesepakatan antara Inggris dan Belanda yang mengatur pembagian pengaruh mereka
di wilayah Sumatera. Traktat ini menandai akhir dari persaingan antara kedua
negara di Sumatera, di mana Belanda memperoleh pengaruh penuh atas pulau
tersebut.
Isi Penting Traktat Sumatera:
- Penyerahan
Wilayah:
Traktat ini mengatur bahwa Belanda memiliki pengaruh penuh atas Sumatera,
yang sebelumnya memiliki banyak wilayah yang diperebutkan antara Inggris
dan Belanda.
- Kesepakatan
Perdagangan: Traktat ini juga mengatur tentang pengaturan
perdagangan dan pengelolaan sumber daya alam di wilayah Sumatera, yang
sangat kaya dengan hasil bumi.
Dampak Traktat Sumatera:
- Memberikan
Belanda kendali penuh atas Sumatera dan menghapus pengaruh Inggris di
pulau tersebut.
- Memperkuat
posisi Belanda sebagai kekuatan kolonial utama di Indonesia, yang kemudian
memudahkan ekspansi dan pengelolaan wilayah lebih lanjut oleh pemerintah
kolonial Belanda.
Nama : Stephen Vincent
NIM : 202301057
Prodi Akuntansi Kelas Eksklusif
Komentar
Posting Komentar